Minggu, 02 Juni 2013

Osteosarcoma

Osteosarkoma

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sarkoma Osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang. Tempat paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang terutama lutut. (Price,1962).
Menurut badan kesehatan dunia (World Health Organization) setiap tahun jumlah penderita kanker 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat sekitar 11.000 anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker per tahun.
Menurut Errol seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31% dari seluruh jenis tumor ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
Biasanya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemoterapi. Kanker tulang (osteosarkoma) lebih sering menyerang kelompok usia 15 – 25 tahun (pada usia pertumbuhan). (Smeltzer,2001)
Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada usia 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki sama dengan anak perempuan. Tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki. Sampai sekarang penyebab pasti belum diketahui. Melihat jumlah kejadian diatas serta kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksian dan penanganan sejak dini.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dirumuskan Bagaimana penanganan penderita yang terdiagnosa kasus kanker tulang (osteosarkoma)?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1.    Mengetahui gejala-gajala dari kanker tulang ganas (osteosarkoma)
2.    Mengetahui penyebab dari kasus kanker tulang ganas (osteosarkoma)
3.    Mengetahui cara pengobatan penyakit kanker tulang ganas (osteosarkoma)
4.    Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kematian pada penderita kanker

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah antara lain :
1.    Menambah pengetahuan tentang penyabab penyakit kanker tulang ganas (osteosarkoma)
2.    Dapat menangani penderita yang terdiagnosa kanker tulang ganas (osteosarkoma)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Osteosarkoma
Sarkoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung (Danielle,1999). Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginvasi jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh. (Wong, 2003)
Osteosarkoma ialah jenis penyakit yang sel kankernya terdapat pada tulang. Kasus kanker tulang ini masih berada pada urutan terkecil dari kasus kanker lainnya. Namun, bila tidak segera mendapatkan terapi yang baik, kanker ini tentu akan menambah daftar  kematian pada anak-anak.  Osteosarkoma banyak menyerang kalangan remaja dan dewasa di usia yang masih sangat produktif.
Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) merupakan tumor pada tulang primer maligna yang paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor ini menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sudah menyebar ke paru ketika pasien pertama kali berobat. (Smeltzer, 2001)
Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujung atas), ujung atas tulang kering atau lutut. Ujung-ujung tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan kecepatan pertumbuhan yang terbesar. Kanker atau tumor ganas ini paling sering dijumpai di daerah lutut. (Price, 1998)
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang menyerang anak-anak pada usia kira-kira 10 tahun sampai 18 tahun. Untuk perbandingannya sendiri, data menyebutkan bahwa angka kejadian osteosarkoma pada anak laki-laki dan pada anak perempuan adalah sama, namun demikian pada akhir masa remaja biasanya osteosarkoma ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki. Penyebab yang pasti tidak diketahui. Bukti-bukti mendukung bahwa osteosarkoma merupakan penyakit yang diturunkan.

2.2 Etiologi Osteosarkoma
Etiologi osteosarkoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai macam faktor predisposisi sebagai penyebab osteosarkoma antara lain :
1.    Trauma
Osteosarkoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya injuri. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat di anggap sebagai penyebab utama karena tulang yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan osteosarkoma.
2.    Ekstrinsik karsinogen
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis juga diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarkoma ini. Salah satu contoh adalah radium. Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal, fibrous displasia, setelah 3 – 40 tahun dapat mengakibatkan osteosarkoma.
3.    Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita Tuberculosis (TBC) mengakibatkan 14 dari 53 pasien berkembang menjadi osteosarkoma. Dan adapun dugaan bahwa penggunaan obat-obatan untuk meninggikan tinggi badan mengakibatkan terjadinya osteosarkoma.
4.    Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarkoma baru dilakukan pada hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk menemukan onkogenik virus pada osteosarkoma manusia tidak berhasil. Walaupun beberapa laporan menyatakan adanya partikel seperti virus pada sel osteosarkoma dalam kultur jaringan. Selain bahan kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma, pertumbuhan yang cepat dan besarnya ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarkoma selama masa pubertas. Hal ini menunjukan bahwa hormon seks penting walaupun belum jelas bagaimana hormon dapat mempengaruhi perkembangan osteosarkoma.
5.    Keturunan (genetik)
Anak-anak yang menderita osteosarkoma sangat mungkin mengalami turunan genetik dari generasi sebelumnya (ayah/ibu) sekalipun belum ada peneliti manapun yang menemukan kemungkinan ini. Mungkin kelainan genetik pada kromosom seseorang bisa memicu osteosarkoma. Apapun itu, sebaiknya penderita memeriksakan tubuh ke otoritas medis secara berkala dan konsisten untuk mencegah kemungkinan sekecil apapun terjangkitnya osteosarkoma atau penyakit lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa osteosarkoma termasuk tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja karena berhubungan dengan periode pertumbuhan.

2.3 Patofisiologi Osteosarkoma
Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang).
Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, bebrapa tidak menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia.
Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sring dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.

2.4    Klasifikasi Osteosarkoma
Penyakit Osteosarkoma memiliki klasifikasi sebagai berikut:
1.    Local Osteosarkoma
Dalam Local Osteosarkoma ini sel kanker yang terdapat pada seseorang belum menyebar ke bagian tubuh / tulang yang lainnya. Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat sensitifitas seseorang terhadap keadaan tubuhnya sehingga sedikit saja merasakan kelainan maka akan segera mengidentifikasi dan atau pergi ke dokter untuk melakukan diagnosa. Maka dari itu, untuk mencegah penyakit ini semakin berkembang peranan diagnosa dini sangat diperlukan.
2.    Metastatic Osteosarkoma
Sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker yang paling sering menyebar ke paru-paru.  Mungkin juga menyebar ke tulang lain. Tentang satu dari lima pasien dengan osteosarkoma dengan kanker yang telah metastasized pada saat itu dapat terdiagnosa. Dalam multifocal osteosarcoma, tumor muncul dalam 2 atau lebih tulang, tetapi belum menyebar ke paru-paru.
3.    Osteosarkom Berulang
Osteosarkoma berulang artinya penyakit kanker yang tadinya telah tertangani, kambuh lagi (recurred). Hal ini bisa terjadi pada bagian tulang yang sama dengan ketika pertama kali osteosarkoma muncul, atau bisa juga pada bagian tubuh yang lainnya. Osteosarkoma berulang memang langka terjadi, namun bukannya tidak mustahil.

2.5    Manifestasi Klinis
Sama seperti jenis penyakit lainnya, osteosarkoma juga memiliki gejala yang bisa dikenali untuk kemudian ditindaklanjuti. Mengetahui gejala dan tanda penyakit ini sedini mungkin sangat penting dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat penanganan dan penyembuhannya. Tindakan medis dan perlakuan pengobatan terhadap penderita osteosarkoma yang sudah berada di level Metastatic Osteosarkoma (telah menyebar) tentunya berbeda dengan penderita yang masih ada di level Local Osteosarkoma.
Adapun gejala yang paling umum ditemui yang menunjukkan seseorang menderita osteosarkoma seperti adanya keluhan rasa sakit atau adanya pembengkakan pada lengan atau kaki. Hal tersebut ialah pertanda yang paling umum ditemukan, dimana biasanya terlihat benjolan atau pembengkakan di lengan atas dekat bahu atau di atas dan di bawah lutut. Sakit yang diakibatkan oleh benjolan tersebut mungkin bentuknya tidak berbeda jauh dengan benjolan bisul yang sangat mengganggu dan menimbulkan rasa sakit. Bahkan yang lebih parah, rasa sakit tersebut bisa sampai membangunkan penderitanya yang sedang istirahat di malam hari. Dalam beberapa kasus, osteosarkoma yang telah membuat semakin melemahnya tulang akan membuat penderita rentan mengalami sakit ketika istirahat tengah malam.
Kalau sel kankernya belum menyebar sampai ke paru-paru maka persentase harapan hidupnya bisa mencapai 60%. Data statistik menunjukkan bahwa sedikitnya 75% penderita osteosarkoma bisa bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Maka melakukan diagnosa sedini mungkin bisa mengurangi resiko yang lebih besar dari osteosarkoma ini.

2.6    Pemeriksaan Diagnostik
1.    Pemeriksaan radiologik
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan antara lain :
a.    Melakukan tindakan Rontgen pada tulang yang terkena Osteosarcoma.
b.    Melakukan CT scan pada tulang yang terkena Osteosarcoma.
c.    Melakukan CT scan pada bagian dada untuk memastikan ada atau tidaknya penyebaran yang sampai ke paru-paru.
d.    Pemindaian radionuklida
e.    Scanning tulang untuk mengetahui tingkat penyebaran tumornya.
2.    Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan tambahan/penunjang dalam membantu menegakkan diagnosis tumor
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan antara lain :
a.    Darah
Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endapan darah (LED), haemoglobin (HB), fosfatase alkali serum, elektroforesis protein serum, fosfatase asam serum yang memberikan diagnostik pada tumor tulang ganas.
b.    Urine
Pemeriksaan urine yang penting adalah pemeriksaan protein Bence – Jones.
3.    Biopsi
Ada dua metode pemeriksaan biopsi yaitu :
a.    Biopsi tertutup
Dengan menggunakan jarum halus (fine needle aspiration,FNA) dan sitodiagnosis merupakan salah satu biopsi untuk melakukan diagnosis pada tumor.
b.    Biopsi terbuka
Biopsi terbuka adalah metode metode biopsi melalui tindakan operatif. Keunggulan biopsi terbuka dibandingkan biopsi tertutup yaitu dapat mengambil jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologis dan pemeriksaan ultramikroskopis, mengurangi kesalahan pengambilan jaringan, dan menguragi kecenderungan perbedaan diagnostik tumor jinak dan tumor ganas (seperti osteosarkoma).

2.7    Penatalaksanaan
Hal yang patut diperhatikan ialah kunci untuk melakukan pengobatan yang terbaik ialah dengan menghubungi dokter onkologi yang sudah berpengalaman dan memiliki reputasi dalam mengobati kanker tulang primer karena ada banyak kasus dimana jenis kanker yang diderita berlainan dengan kanker tulang yang selama ini terjadi sehingga kalau tidak ditangani oleh tim dokter terbaik maka akan kesulitan dalam penanganannya. Biasanya dokter akan membentuk tim yang terdiri dari ahli onkologi medis, ahli radiologi, ahli onkologi bedah, ahli kanker ortopedi dan juga patolog khusus. Dalam banyak kasus, pihak medis biasanya akan menyarankan beberapa opsi untuk menangani osteosarkoma tergantung dari berat atau ringannya kanker tulang yang diderita. Untuk pengobatannya sendiri akan melibatkan operasi kanker, kemoterapi, radiasi maupun gabungan atau kombinasi dari ketiga jenis teknik pengobatan tersebut.
2.7.1    Operasi
Langkah operasi diambil bertujuan untuk mengangkat sel kankernya. Langkah operasi ini diambil mayoritasnya kalau stadium kanker tulang osteosarkoma ini sudah di level yang mengkhawatirkan. Tindakan operasi dalam pengobatan osteosarkoma tentu memiliki tingkat resiko yang tidak sederhana.
2.7.2    Radiasi
Terapi radiasi diambil dengan tujuan untuk membunuh atau mengecilkan sel kanker yang ada pada bagian tubuh tertentu. Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan energi yang memiliki tenaga tinggi, seperti sinar X. Terapi radiasi juga kerap dilakukan pada pasien setelah melakukan operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tertinggal pasca melakukan operasi. Intinya, terapi radiasi berguna untuk menyapu bersih sekecil apapun sel-sel kanker jahat yang berpotensi memunculkan kanker baru.
2.7.3    Kemoterapi
Langkah berikutnya untuk mengobati osteosarkoma ialah dengan kemoterapi. Kemoterapi ini merupakan perawatan dengan obat-obatan yang mengandung bahan-bahan kimia untuk membunuh atau melumpuhkan sel kanker. Yang paling sering dilakukan ialah kemoterapi pada intravena. Obat kemoterapi ini akan menyebar ke seluruh tubuh. Kemoterapi ini sangat penting untuk mengecilkan sel kanker sebelum dilakukan pembedahan sehingga mudah diangkat. Namun, ada sel-sel sehat lainnya yang bisa berkembang biak dengan cepat, seperti sel-sel folikel pada rambut.
Obat-obat kemoterapi banyak yang tak mampu membedakan mana sel-sel yang sehat dan mana yang merupakan sel kanker sehingga menyebabkan efek samping, seperti rambut rontok dan sebagainya.
Kemoterapi yang biasanya dilakukan ialah:
1.    Cisplatin.
2.    Bleomycin.
3.    Metotreksat berdosis tinggi.
4.    Doxorubicin.
5.    Cyclophosphamide atau Sitoksan.

2.8    Fakta Penyebab Kematian akibat Kanker
1.    Kesulitan diagnosis oleh dokter patologi tulang. Minimnya peralatan diagnosis yang tersedia dan sulitnya mendeteksi sel-sel kanker membuat dokter terkadang salah mendiagnosis tumor yang diderita pasien apakah tergolong jinak atau ganas. Dalam hal ini perlu kerja sama yang baik antara ahli bedah ortopedi, patologi, dan radiologi.
2.    Umumnya pasien datang ketika penyakit sudah berada pada stadium akhir. Pengobatannya pun jadi sulit, dan angka harapan hidup semakin kecil.
3.    Masalah sosial ekonomi. Penyakit kanker memang tergolong masih sulit diobati, belum lagi biaya pengobatan sangat mahal. Masalah biaya kerap menjadi alasan mengapa pasien tidak berobat. Bahkan, banyak pasien yang menolak dioperasi karena tak punya biaya.
4.    Komplikasi pada kemoterapi. Pengobatan dengan kemoterapi memiliki efek samping yang menyakitkan, sehingga membuat pasien menyerah dan menghentikan terapi.
5.    Kurangnya pengetahuan tentang kanker dan pengobatannya, membuat banyak orang memutuskan untuk memilih pengobatan alternatif yang biayanya relatif lebih murah, meskipun kenyataannya itu malah membahayakan kehidupan pasien.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sarkoma Osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di metafisis tulang. Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang terutama lutut. Kasus kanker ini paling banyak menyerang anak remaja berusia kira-kira 10 – 18 tahun. Pada akhir masa remaja biasanya osteosarkoma ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki.
Penyebab utama kasus Osteosarkkoma ini masih belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yang diduga penyebab terjadinya osteosarkoma yaitu faktor trauma, ekstrinsik karsinogen, karsinogenik kimia, virus, dan keturunan (genetik). Selain itu, pertumbuhan yang cepat dan besarnya ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarkoma selama masa pubertas.
Gejala yang paling umum ditemui yang menunjukkan seseorang menderita osteosarkoma seperti adanya keluhan rasa sakit atau adanya pembengkakan pada lengan atau kaki. Rasa sakit tersebut bisa sampai membangunkan penderitanya yang sedang istirahat di malam hari.
Cara untuk melakukan pengobatan osteosarkoma dengan menghubungi dokter onkologi yang sudah berpengalaman dan memiliki reputasi dalam mengobati kanker tulang ini. Untuk pengobatan penyakit osteosarkoma akan melibatkan operasi kanker, kemoterapi, dan radiasi.
3.2 Saran
Sebaiknya orang tua memeriksakan tubuh anaknya ke otoritas medis secara berkala dan konsisten untuk mencegah kemungkinan sekecil apapun terjangkitnya osteosarkoma atau penyakit lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gole, Danielle & Jane Chorette. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Anonim, 2010. Definisi Konsep Penyakit Osteosarkoma  (online) (http://wikimedya.blogspot.com/2010/11/definisi-konsep-penyakit-osteosarkoma.html. diakses pada tanggal 22 Oktober 2012).
Anonim, 2009. Osteosarkoma (online) (http://theangel.wordpress.com/2009/01/01/osteosarkoma-paling-sering-menyerang-lutut.html. diakses pada tanggal 22 Oktober 2012).
Anonim, 2012. Pengobatan Osteosarkoma (online) (http://www.deherba.com/pengobatan-osteosarkoma.html. diakses pada tanggal 22 Oktober 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar